7 Pelarian Dari Zona Nyaman - White Horse | Sewa Bus | Harga Bus Pariwisata

Sewa Bus

Harga Bus Pariwisata

7 Pelarian Dari Zona Nyaman

Monday, 10 September 2018

http://www.panorama-magz.com/wp-content/uploads/2013/07/7-Pelarian-Dari-Zona-Nyaman1.jpg

Menurut ahli psikologi, orang yang senang keluar dari zona nyaman demi merasakan sensasi adrenalin adalah mereka yang menyukai ketidakpastian. Traveling di Indonesia yang indah namun penuh ketidakpastian selalu menggugah semangat berpetualang. Bila semua keseruan itu berhasil dilalui, sense of survival dan perasaan tak terkalahlah akan menggantikan debaran jantung, tetesan keringat, tarikan nafas, dan kocokan perut. Bonusnya tentu foto-foto liburan yang akan membuat banyak orang iri!

1. Kepulauan Natuna, Riau

Salah satu destinasi unggulan Natuna adalah Batu Sindu atau bebatuan raksasa yang berserakan di sepanjang bibir pantai Tanjung Senubing hingga ke tengah laut dan mengingatkan akan formasi bebatuan granit di Pantai Tanjung Tinggi, Belitung. Deretan bebatuan dramatis ini akan lebih indah bila dinikmati dari puncak Bukit Senubing yang terletak sekitar tiga kilometer dari Ranai, ibukota Kabupaten Natuna.

2. Taman Nasional Meru Betiri, Jawa Timur
Dari Banyuwangi, perjalanan ke Meru Betiri dapat ditempuh selama kurang lebih lima jam melalui Jajag. Setibanya di sana, banyak turis menuju Pantai Sukamade yang terletak sekitar 80 kilometer di selatan Banyuwangi dengan mampir di Teluk Hijau, sebuah teluk tersembunyi yang airnya hijau tenang dan merupakan salah satu dari sedikit tempat di kawasan pantai selatan ini yang aman untuk direnangi.

3. Taman Nasional Bali Barat, Bali
Mendengar musik rancak racikan disc jockey terkenal di bawah terpaan lampu disko memang menyenangkan. Namun, mendengar kicau burung di tengah keheningan alam yang indah adalah suatu pengalaman yang akan mengembalikan sisi kemanusiaan. Tak percaya? Pergilah ke Bali Barat!

4. Sumba, Nusa Tenggara Timur
Datanglah antara Februari dan Maret setiap tahunnya, ketika masyarakat Sumba sedang melakukan ritual Pasola sebagai bagian dari tradisi Nyale yang bertepatan dengan cacing-cacing laut memenuhi perairan di sekitar Nusa Tenggara. Jika Anda datang di luar musim Nyale, Sumba adalah tempat yang dipenuhi desa adat yang masih memegang teguh tradisi. Para wanitanya bahkan masih banyak yang tidak berpenutup dada dan hidup dengan cara-cara yang masih tradisional.

5. Tidore, Maluku Utara
Tidore adalah kota kecil yang bersih dengan penduduk yang ramah. Di setiap sudutnya menawarkan banyak tempat untuk mengagumi keindahan Maluku yang subur dengan lautnya yang dipenuhi pulau-pulau bergunung. Terdapat dua benteng peninggalan Portugis di Tidore, yaitu Benteng Tohula dan Benteng Tore.

6. Morotai, Maluku Utara
Menyelam untuk melihat ikan sudah biasa, namun menyelam untuk melihat serakan bangkai pesawat barulah luar biasa karena di sekitar kedalaman 40 meter perairan Pulau Morotai terdapat sisa-sisa Perang Dunia II. Selain bangkai pesawat, Morotai juga dikelilingi pantai-pantai cantik berpasir putih halus, seperti pantai di sekitar Pulau Zum-zum dan Pulau Dodola. Pulau Zum-zum adalah tempat Jenderal Mac Arthur mempersiapkan pasukan untuk menyerang Jepang.

7. Kwatisore, Teluk Cendrawasih, Papua Barat
Di tempat-tempat lain di dunia, seperti di Thailand, Filipina, atau Australia Barat, pertemuan dengan hiu paus ada musim-musimnya. Namun tidak begitu halnya dengan hiu paus di Kwatisore, sekitar dua jam dari Nabire, Papua Barat. Hiu paus terus berkeliaran di sekitar bagan-bagan nelayan sepanjang tahun. Terlebih bila bulan mati, yaitu ketika konsentrasi plankton sedang tinggi-tingginya, inilah kesempatan emas untuk bertemu hewan raksasa ini dalam jumlah besar. Konon bisa terlihat hingga belasan ekor di satu tempat.

 

TEKS: FRANSISKA ANGGRAINI & MELINDA YULIANI | FOTO: ASRI & FRANSISKA ANGGRAINI

Sumber: Panorama Magazine

Artikel Terpopuler